RakyatMerdeka — Pengguna Telegram dan Signal dilaporkan ikut naik di China pasca Whatsapp merilis ketentuan baru. Hal ini cukup menarik sebab negara tersebut tak mengizinkan Whatsapp sebagai aplikasi legal perpesanan.
Kenaikan pengguna Telegram dan Signal diketahui sudah terjadi di berbagai negara pasca Whatsapp mengumumkan ketentuan baru. Ketentuan ini meminta pengguna setuju datanya dibagikan ke induk perusahaan, Facebook, jika mereka masih ingin menggunakan Whatsapp.
Techcrunch melaporkan pertumbuhan pengguna Telegram dan Signal di China memang tidak sebesar negara yang menjadikan WhatsApp sebagai aplikasi obrolan utama.
Tapi peningkatan pengguna tersebut menjadi pengingat bila ternyata masih ada alternatif selain WeChat dalam berbagai kapasitas di China.
Signal disebut telah mengumpulkan 9.000 unduhan dari China lewar App Store antara 8 dan 12 Januari. Itu naik 500 persen dari periode antara 3 dan 7 Januari. 2020. Sementara Telegram memiliki 17.000 unduhan baru pada periode yang sama atau naik 6 persen dari 3-7 Januari.
Perusahaan riset Sensor Tower memperkirakan Telegram telah diunduh sekitar 2,7 juta pada App Store China,458 ribu unduhan Signal, dan 9,5 juta kali dari WhatsApp.
Di sisi lain fakta bila Telegram, Signal, dan WhatsApp dapat diakses di China mungkin akan mengejutkan sebagian orang. Sensor ketat China bisa disebut tak konsisten mengingat aplikasi perpesanan dari ‘barat’ masih tersedia di China App Store, menurut Apple Censorship.
Imbas pengumumannya pemasangan baru WhatsApp telah turun 11 persen dalam tujuh hari pertama pada 2021 dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
Kemudian menurut data Sensor Tower, popularitas Signal dan Telegram melonjak signifikan. Lebih dari 100 ribu pengguna mengunduh Signal di seluruh toko aplikasi Apple dan Google dalam dua hari terakhir, sementara Telegram memperoleh hampir 2,2 juta unduhan,